Senin, 03 September 2012

Kebahagiaan


Kebahagiaan

Kebahagiaan merupakan kebaikan dalam kaitannya dengan pemilikannya dan merupakan kesempurnaan bagi pemiliknya. Kebahagiaan manusia tidak sama dengan kebahagiaan hewan atau kebahagiaan tiap sesuatu terletak pada kelengkapan dan kesempurnaan tiap sesuatu itu.

Bagian – bagian Kebahagiaan

Menurut Aristoteles kebahagiaan dibagi menjadi 5 diantaranya yaitu :
1.      Kebahagiaan yang terdapat pada kondisi sehat badan dan kelembutan inderawi berkat temperamen yang baik, yaitu jika pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan baik.
2.      Kebahagiaan yang terdapat pada pemilikan keberutungan, sahabat dan yang sejenis dengan itu sehingga orang dapat membelanjakan hartanya dimanapun bila mau dan dengan harta itu pula ia dapat melakukan kebaikan-kebaikan, menolong orang-orang pada umumnya. Dan dengan harta itu pula ia dapat melakukan kegiatan yang menambah kemuliaannya, serta memperoleh pujian dan sanjungan.
3.      Kebahagiaan karena memiliki nama baik dan termasyhur di kalangan orang-orang yang memiliki keutamaan dan lantaran itu ia dipuji-puji dan di sanjung-sanjung oleh orang lain karena sikapnya yang senantiasa berbuat kebajikan.
4.      Kebahagiaan karena sukses dalam segala hal, hal itu bias terjadi sekiranya seseorang mampu merealisasikan apa yang dicita-citakannya dengan sempurna.
5.      Kebahagian ini hanya bisa diperoleh apabila seseorang menjadi orang yang cermat pendapatnya, benar pola berfikirnya dan lurus keyakinannya. Baik keyakinan dalam agama maupun di luar perkara agama.4
Menurut Aristoteles jika seluruh bagian kebahagiaan ini ada pada diri seseorang, maka ia orang yang bahagia dan sempurna. Akan tetapi apabila bagian-bagian tersebut hanya tercapai sebagian, maka kebahagiaan yang dimiliki orang tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
Sedangkan filosof-filosof sebelum tokoh ini, seperti Phytagoras, Socrates, Plato berpendapat bahwa kebajikan dan kebahagiaan hanya dimiliki jiwa saja dan juga mereka berpendapat bahwa kebajikan-kebajikan tersebut cukup untuk kebahagiaan dan orang tidak lagi memerlukan kebajikan lainnya, baik yang berkaitan dengan tubuh atau di luar tubuh. Apabila manusia memperoleh keutamaan-keutamaan semacam itu maka kebahagiaan tidak akan berkurang jika dia jatuh sakit, cacat tubuh, atau diserang berbagai macam penyakit jasmani. Kebahagiaan akan terganggu apabila fikiran lemah dan terganggu atau karena sebab lainnya. Apabila jatuh miskin, tidak berwibawa atau kekurangan lain diluarnya maka yang demikian tidak merusak kebahagiaan.

  Tingkatan-Tingkatan Kebahagiaan
Adapun tingkatan - tingkatan kebahagiaan menurut Aristoteles yaitu :
1.      Tingkatan kebahagiaan dimana manusia mengarahkan pada kehendak dan upayanya menuju kemaslahatan dirinya di dunia inderawi ini termasuk perkara-perkara jiwa, tubuh, maupun keadaan jiwa yang berkaitan erat dengannya.
2.      Pada tingkatan ini manusia mengarahkan pada kehendak-kehendak dan upayanya untuk membuat jiwa dan tubuh menjadi sebaik-baiknya tanpa terpengaruh hawa nafsu atau memperhatikan harta benda kecuali bila terpaksa. Tingkat manusia dalam kebijakan ini banyak jumlahnya, hal ini disebabkan oleh manusia yang berbeda-beda.
Adapun perbedaan tersebut diantaranya yaitu :
a.       Tabiat.
b.      Kebiasaan.
c.       Peringkat, ilmu, pengetahuan dan pemahaman.
d.      Cia- cita.
e.       Keinginan dan perhatian.
3.      Pada tingkatan kebahagiaan  ini manusia melangkah menuju kebajikan ilahi murni, yang mana di dalam tingkatan ini orang tak merindukan sesuatu yang akan dating, tak menoleh ke sesuatu yang telah lawat, tak mengharapkan sesautu yang jauh, tak terpaku dengan yang dekat, tak takut dengan keadaan tertentu, tak mengharap nasib baik dan keberuntungan jiwa bahkan kebutuhan tubuhnya.5





4 Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih, Menuju kesempurnaan Akhlak, (Bandung : Mizan, 1994), h. 92
5 Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak…, h. 97